Indosat M2 saya kenapa sih, bikin kesel banget...Buka page aja bisa setaun. Parah. Okeee...Kali ini saya mau ngomongin masalah pendidikan di Indonesia. Ngerasa ga sih kalo bangsa ini -sekali lagi ini analisa mahasiswa S2 kurang kerjaan- agak-agak kurang concern terhadap pendidikan. Ya setidaknya itu yang saya rasain selama ini. Ya mungkin ada beberapa faktor juga yang engga memungkinkan seseorang untuk ngelanjutin sekolah. Tapi trust me, ada beberapa kasus dimana seseorang yang -katakan saja- cukup mampu untuk membiayai pendidikannya sampai ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi memilih untuk memutus proses pemantapan intelektualitasnya di tengah jalan.
Fenomena itu yang selama ini banyak saya temuin. Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa, ah ngapain sekolah, toh akhirnya tar kerja juga, kenapa juga ga langsung kerja aja? Hmmm saya sih ga sepenuhnya setuju sama pernyataan itu. Tapi emang pernyataan itu juga ga sepenuhnya salah. JADI GIMANA DONGG...MUTER-MUTER IHH!!!! Ya ya ya, saya punya prinsip gini, saya bakalan lebih menghargai orang yang lebih pinter dari saya, diluar konteks umur dan hubungan keluarga tentunya. Artinya pinter secara akademik, emosi juga intelejensinya. Artinya semua itu bisa didapat dari pengalaman seumur hidup dan...here we go... sekolah. Ya, sekolah itu cukup penting bagi saya. Gamau kan dicemooh, ditipu, diboongin, dibego2in, digoblok2in sama bangsa laen cuma karena kita-sorry to say-emang bego. Knapa sih orang2 tuh harus disuruh untuk mau kuliah, kenapa sih mahasiswa2 diluar sana ngerasa keren dengan bolos kuliah dan nongkrong di kios depan kampus sambil ngeroko, minum kopi, dan ngomongin betapa buruknya fasilitas kampus mereka, betapa kejamnya para dosen, betapa tidak adilnya hidup ini, betapa susahnya nyari cewe, dan berbagai macam pemikiran-pemikiran absurd lainnya. Kenapa mereka para aktivis lebih seneng demo panas-panasan di depan gedung dewan menyuarakan hal yang sebenernya mereka ga ngerti akar permasalahannya daripada diem di kelas ngedengerin dosen, diskusi dan adu argumentasi sama temen...
Saya ga ngelarang mereka untuk berpikiran absurd, kritis, dan terobsesi untuk mendapatkan pacar yang cihuy. Sama sekali engga. Saya akui saya bukan seorang yang cukup pintar, tidak cukup rajin, dan tidak cukup...tidak cukup baik untuk menjadi seorang mahasiswa yang baik. Tetapi alangkah baiknya sebagai seorang civitas akademika untuk fokus terhadap apa yang kita jalani saat ini. Silakan mabok2an, silakan begadang sampe pagi, silakan ganti-ganti pacar, tapi coba tunjukin sama negara ini bahwa kita adalah individu-individu yang berkualitas, berwawasan global, dan memiliki cara sendiri untuk mengubah dunia, bukan dengan demo, tapi dengan pendidikan...
Mungkin inilah saatnya untuk ngerubah pola pikir bangsa ini, terutama anak muda yang masih dalam proses pencarian jati diri. Artinya, lakukan apa yang kamu mau, tetapi lakukanlah dengan sebaik dan seserius mungkin. Suka musik, sekolah musiklah setinggi-tingginya, jadilah profesional. Begitu juga dengan bidang-bidang yang lain. Saya percaya jika dilakukan sebaik mungkin, semua yang telah anda lakukan tidak akan sia-sia. Untuk para orangtua, bebaskanlah anak-anak anda untuk memilih jalan hidupnya masing-masing, dengan syarat itu tadi, jadilah profesional dalam bidang yang mereka geluti. Ayolah kita bangun bareng-bareng negara ini dengan segala daya dan upaya yang kita punya. Udah ga jamannya lagi lah ngomongin kebobrokan negara ini. Dunia juga tau negara ini lagi ancur-ancuran, ga usah kita tambahin penderitaannya. Singkatnya ayo sekolah sepinter2nya, cari pengalaman, belajar sama bule, sama orang asing, balik lagi ke Indonesia, trus gantian kita tipu tuh bule-bule bego...Sepakat???
Love U, Indonesia...
No comments:
Post a Comment